Coba kita pandang kepada sebuah bangunan, kita dapat melihat bangunan tersebut karena ada cahaya dari sumber cahaya, yaitu matahari. Cahaya matahari menerpa ke arah bangunan itu lalu membawa seluruh bangunan tersebut kepada mata. Mata kita juga bercahaya sebagai persediaan untuk menerima pancaran cahaya matahari yang datang. Jika mata kita terpejam atau berselaput tidak mungkin cahaya matahari boleh memasukinya.
Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di bawah melahirkan alam tampak.
Bagaimana jika ada empat orang buta yang sedang beriringan menemukan seekor gajah. Sejak lahir belum pernah merasakan sinar, maka mereka akan mencoba untuk meraba-raba, memahami dan menggambarkan tentang fenomena baru tersebut. Yang seorang memegang belalai dan menyimpulkan bahwa itu adalah seekor ular. Yang lain memegang salah satu kaki gajah tersebut dan menyimpulkan bahwa itu adalah sebatang pohon. Seorang yang lain memegang ekornya dan mengatakan bahwa itu adalah sebuah tali. Dan yang terakhir, memegang sisi dari tubuh gajah tersebut dan menyimpulkan bahwa itu adalah sebuah dinding.
Namun, Allah SWT mempunyai caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada sesiapa saja yang Dia kehendaki.
Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berkata : “Shalat adalah mi’raj kaum mukmin.” Mi’raj berarti naiknya ruh menghadap Allah SWT meski jasad kita tetap berada di alam ini.
Jika ada manusia yang dapat mengasah kalbunya, maka ini akan menjadi jendela terbuka ke dunia yang paling menakjubkan.
Makin seseorang memurnikan dirinya dari hasrat badani dan memusatkan pikiran kepada Allah SWT, semakin peka ia terhadap intuisi-intuisi seperti itu. Orang yang tidak menyadari intuisi semacam itu tak berhak menyangkal keberadaannya.
Nabi SAW pernah bersabda : “setiap anak dilahirkan dengan fitrah [kecenderungan menjadi muslim]; orang tuanya kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
Setiap manusia di lubuk terdalam kesadarannya mendengar pertanyaan, “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?,” dan menjawab, “ya” [referensi QS. 7 : 172]
Tetapi kebanyakan kalbu manusia bagaikan cermin yang telah tertutup karat dan kotoran sehingga tidak dapat memantulkan gambaran yang jernih.
Yuk mulai saat ini kita memurnikan Iman kita, biar tidak jadi seperti orang buta.
MARI JADI ORANG BAIK
JAGA IMAN - JAGA SHALAT - JAGA AKHLAQ - TUTUPLAH AURAT
Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di bawah melahirkan alam tampak.
Bagaimana jika ada empat orang buta yang sedang beriringan menemukan seekor gajah. Sejak lahir belum pernah merasakan sinar, maka mereka akan mencoba untuk meraba-raba, memahami dan menggambarkan tentang fenomena baru tersebut. Yang seorang memegang belalai dan menyimpulkan bahwa itu adalah seekor ular. Yang lain memegang salah satu kaki gajah tersebut dan menyimpulkan bahwa itu adalah sebatang pohon. Seorang yang lain memegang ekornya dan mengatakan bahwa itu adalah sebuah tali. Dan yang terakhir, memegang sisi dari tubuh gajah tersebut dan menyimpulkan bahwa itu adalah sebuah dinding.
Namun, Allah SWT mempunyai caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada sesiapa saja yang Dia kehendaki.
Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berkata : “Shalat adalah mi’raj kaum mukmin.” Mi’raj berarti naiknya ruh menghadap Allah SWT meski jasad kita tetap berada di alam ini.
Jika ada manusia yang dapat mengasah kalbunya, maka ini akan menjadi jendela terbuka ke dunia yang paling menakjubkan.
Makin seseorang memurnikan dirinya dari hasrat badani dan memusatkan pikiran kepada Allah SWT, semakin peka ia terhadap intuisi-intuisi seperti itu. Orang yang tidak menyadari intuisi semacam itu tak berhak menyangkal keberadaannya.
Nabi SAW pernah bersabda : “setiap anak dilahirkan dengan fitrah [kecenderungan menjadi muslim]; orang tuanya kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
Setiap manusia di lubuk terdalam kesadarannya mendengar pertanyaan, “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?,” dan menjawab, “ya” [referensi QS. 7 : 172]
Tetapi kebanyakan kalbu manusia bagaikan cermin yang telah tertutup karat dan kotoran sehingga tidak dapat memantulkan gambaran yang jernih.
Yuk mulai saat ini kita memurnikan Iman kita, biar tidak jadi seperti orang buta.
MARI JADI ORANG BAIK
JAGA IMAN - JAGA SHALAT - JAGA AKHLAQ - TUTUPLAH AURAT